Monday, January 11, 2016

Harrison Mixbus - DAW yang memakai konsep "TRUE ANALOG MIXING ENGINE" ?

Seperti kebanyakan software lainnya, yang namanya Penjual pasti "melebih-lebihkan" produknya agar banyak klien yang tertarik dengan produk yang dibuatnya. Sama halnya ketika Harrison Mixbus keluar mulai versi 1, kemudian versi 2, saya sudah coba produk mereka dan belum merasakan apa yang mereka bilang dengan "TRUE ANALOG MIXING ENGINE". Padahal waktu itu saya berharap, ketika menggunakan Mixbus, saya kembali ke tahun '97 yang waktu itu masih belajar dengan mentor saya menggunakan Mixer Neve di studio Golden Hand Surabaya.

Nah, gak tau kenapa, kok ketika keluar versi 3, iseng2 saya cobain lagi nih DAW, dan ternyata banyak hal baru yang bikin kaget ketika membuka pertama kali Mixbus.

Dulu mau setting project aja susahnya minta ampun, harus pake JACK Audio untuk driver soundcard, belum kalau mau import agak bingung juga. Eh, begitu yang versi 3 ini, tampilan awal langsung bikin saya paham. Ngatur latency bisa langsung, termasuk driver milih yang mana, termasuk nyimpen project dimana bisa di atur dengan mudah.

Penasaran, saya import RAW track dari kerjaan Mixing sebelumnya. Dan hasilnya adalah, baru di import saja sudah terjadi perbedaan "warna dan karakter" suara dari track-track sebelumnya. Gak kesuwen nek jare wong JOWO hehehe...langsung saya geber abis mixing hanya menggunakan seluruh fasilitas yg ada di dalam Mixbus.

Edaaaannn.....!!! Pertama yg langsung bisa saya rasakan adalah "JERNIH". Entah kenapa, Mixing menggunakan Analog Console selalu terasa "jernih, hangat, dan lebih jelas" walaupun kita tidak menggunakan proses macem2. Padahal kita tau sendiri bahwa Analog Console malah lebih banyak Noise di bandingkan Digital, tapi malah justru hal itu membuat sound terasa lebih bersih.

EQ yang ada pun sudah sangat memadai untuk proses pewarnaan suara. Jadi seolah-olah ngawurpun tetap saja suaranya terjaga dan rapi dibandingkan dengan proses Digital.

Compressor/Limiter/Leveler - bisa kita pilih langsung di masing-masing channel. Jadi kita gak usah bingung milih dan masing plugin lagi seperti di DAW lainnya, karena emang ini sudah fasilitas masing-masing channel. Apalagi masing-masing pilihan memiliki parameter sendiri. Kalau milih Compressor, berarti hanya ada pilihan untuk mengatur Ratio. Kalau Leveler, hanya ada pilihan untuk mengatur Attack, sedangkan kalau Limiter hanya ada pilihan untuk mengatur Release. Threshold nya pun sudah tersedia di samping dari masing-masing channel, plus indikator Gain Reduction, plus fasilitas Make Up Gain. ASIK ABIS DEH POKOKNYA!!! hehehehe

Untuk urusan Grouping track, sekarang juga jauh lebih mudah..termasuk Bus yg sudah disediakan sebanyak 8 track. Kemarin saya coba utnuk kirim 2 track Kick menjadi 1 track, ternyata bisa juga hehehe. Yang lebih seru lagi, kita bisa bikin Paralel Sound, Misalnya begini. Drum track kita kumpulin jadi 1 di Track DRUM. Nah, track DRUM ini kita atur agar jalurnya melewati MASTER dan kita kirim juga ke Bus 1.

Nah, di Bus 1 ini, kita proses dgn Saturation yang agak banyak ( ini juga fasilitas Mixbus ), kemudian kita Compress yang ekstrim, kemudian kita Balance suaranya dengan bunyi dari Track DRUM tadi. Hasilnya adalah sound DRUM yang powerfull karena kedua hasil tadi saling memperkuat satu sama lain...

Di Master Track sendiri, ada juga fasilitas Limiter, Saturation, plus K-14 metering yang bikin kita jadi gampang untuk mengukur Loudness dari masing-masing kerjaan kita. Dan yg lebih seru lagi, ada Fasilitas Monitor Section. Jadi kayak Analog Console ada DIM, tombol yg berfungsi untuk menurunkan Loudness secara keseluruhan, tujuannya untuk check gimana sih hasil Mix ketika pake Volume kecil.

Well, sebenernya masih banyak lagi yang bisa dikupas tentang Harrison Mixbus ini, cuman mohon maaf, saya lagi pengen Mixing lagi pake Mixbus, jadi males nulis lebih lama lagi hehehehehe.

SO, SELAMAT BER HARRISON MIXBUS RIA !!!

2 comments:

  1. emang bener2 true analog pak cahya,.... sayang kekurangannya cuma pada tampilan yg tulisannya kecil2 banget...... kalo monitornya gedhe sih gak masalah...kalo monitor kecil gak keliatan sama sekali pak utek2 nya.....

    ReplyDelete
  2. Hmm, boleh dicoba nih.
    Postingnya update terus pak, MANTAP!
    Banyak pencerahan di sini.

    Mampir ya ke blogku...
    Belajar Rekaman Lagu Sendiri di Rumah|Home Recording|Tutorial Reaper Bahasa Indonesia

    http://reaper-indo.blogspot.com

    ReplyDelete