Monday, May 7, 2012

MASTERING PAKE WAVES LINMB

Mastering sebenernya adalah proses yang tidak tentu dalam pemakaian pluginnya. Maksud nya begini. Ketika sebuah hasil Mixing sudah ok, maka otomatis kita sudah tidak perlu ngapa-ngapain, paling tinggal "merapikan" suaranya. Atau kadang, kita masih perlu untuk melakukan EQ terhadap hasil Mix tersebut. Atau kadang, kita cukup memperlebar hasil Mixnya, atau bahkan mempersempit hasil Mix untuk kondisi biar lebih mono Compatible.

Kali ini kita asumsikan aja hasil Mixingannya sudah ok, sehingga tugas kita tinggal merapikan hasil mix nya. Kenapa kok dibilang merapikan??? Ya karena nanti kesan yg ditimbulkan adalah suaranya lebih rapi dibandingkan sebelumnya hehehehe. Tahunya gimana kok lebih rapi?? Ya di dengerin lah wekekekeke....

Untuk merapikan hasil Mix, kita bisa menggunakan plugin yg di produksi oleh Waves, yg disebut dengan LinMB. Dia adalah software Multiband compressor, yang fungsinya adalah Compressor yg bekerja berdasarkan Frekwensi.. Jadi ketika ada frekwensi yg melewati threshold tertentu, maka otomatis compressor nya akan bekerja di frekwensi tersebut.

Nah, terus gimana nih cara pakainya???
Kalau mau utak atik..silahkan di coba sendiri hehehe. Tapi kalau saya, begitu plugin nya di loading, maka semua saya biarin seperti aslinya dulu settingannya. Abis itu, yg saya akses adalah THRSH (threshold) di bagian Master ( kalau gambar di bawah berarti yg ada panah dan lingkaran merah...).
Tombol yg ada panah itu kita turunkan, sambil kita mengawasi adanya pergerakan dari garis threshold yang ada ( garis yg warnanya orange dan ada bulat2 yg menunjukkan wilayah frekwensi). Begitu ada pergerakan, yang kita awasi adalah usahakan agar yg bergerak cukup 3 bagian wilayah frekwensi yaitu Low, LowMid, dan HIMid.

Terus ukuran nariknya sampai berapa ya??? Kalau saya, awal nya saya tarik terus ke bawah sampai 4 wilayah frekwensi aktif, kemudian pelan pelan saya kurangi sampai pergerakannya akhirnya cuman di 3 wilayah frekwensi aja. Itupun harus kita compare antara yg pake plugin dan yg tidak..alias di bypass dan on, biar kita tahu bedanya di mana.

Yang kita cari adalah sampai kita merasa bahwa hasil Mix terasa lebih rapi dibandingkan tanpa menggunakan LinMB. Dan ingat, bila terlalu banyak signal yg terkompres, otomatis "ukuran" hasil Mix nya jadi kerasa kurang "BIG"..terasa terlalu kecil dibanding tanpa LinMB. Kenapa kok bisa rapi ???
Multiband compressor adalah compressor yg aktif sesuai dengan frekwensi. Jadi, bila ada wilayah frekwensi yg melebihi dari threshold, otomatis compressor akan "aktif" dan membuat frekwensinya jadi lebih RAPI. Seolah-olah ada dinding batas yg membatasi pergerakan frekwensi nya agar tidak liar.

Sooo, tunggu apa lagi!?!?!?
SELAMAT BER LINMB RIA !!!!
 

Sunday, May 6, 2012

Tehnik Mixing menggunakan Deret Fibonacci

Mungkin banyak di antara kita yg lupa-lupa ingat tentang apa itu Deret Fibonacci ( apalagi saya yg dulu matematikanya dapet jelek banget hehehehe ). Sebagai pengingat, deret Fibonacci adalah sebuah deret yg angka selanjutnya adalah penambahan dari angka yang sekarang dengan sebelumnya.

Jadi deretnya begini bentuknya : 0,1,1,2,3,5,8,13,21...dst.

Nah, yg menarik lagi ternyata adalah bahwa Alam Semesta ini diciptakan dgn komposisi perbandingan angka-angka yang ada di deret Fibonacci. Jadi, ilmuwan telah menemukan bahwa banyak sekali bentuk-bentuk yang ada di alam semesta ini adalah merupakan perbandingan dari 13/8..21/13..34/21.. yang bisa di simpulkan bernilai 1,61.

Bahkan, jumlah ranting yang ada di pohon, itu percabangannya bisa terhitung secara Fibonacci. Jadi jumlahnya adalah 3,5,8,13... Termasuk bentuk rumah keong adalah bentuk dengan perbandingan dari 1,61.

Yang lebih keren lagi adalah, struktur tubuh manusia juga terdiri dari perbandingan 1,61. Perbandingan antara kepala ke pusar, kemudian dari pusar ke kaki adalah 1,61. Perbandingan antara lengan dan tangan adalah 1,61. Antara dagu ke hidung, kemudian dari hidung ke bibir adalah 1,61. Dan masih buaannyaaak lagi struktur tubuh lain, termasuk struktur alam semesta lain yang terdiri dari perbandingan 1,61.

Nah, gara gara banyaknya struktur yang terjasi dengan perbandingan 1,61, kemudian saya berpikir kenapa sih tehnik Mixing tidak mencoba menggunakan angka angka yang terdapat dalam deret fibonacci di atas. Karena sesuai dengan struktur tubuh, bentuk telinga sendiri mengandung unsur fibonacci. Sehingga saya berpikir kalau kita Mixing dengan menggunakan deret fibonacci, otomatis pasti akan sesuai dengan sistem pendengaran kita.

Idenya adalah seperti ini. Misal, Vocal adalah instrument paling penting dalam lagu tersebut, kita posisikan dalam VU menjadi -0dB. Nah, untuk instrument lainnya, saya cukup menggunakan deret yg ada di Fibonacci untuk mengatur balance. Contoh, ada akustik gitar. Ketika posisi Vocal tadi awalnya adalah -0dB, maka gitar saya atur balance nya di posisi -5dB misalnya. Kalau masih terlalu keras, maka saya tidak usah bingung lagi di atur di posisi mana, saya tinggal pake -8dB sebagai posisi volume gitar. Atau bahkan saya letakkan di posisi -13dB, sesuai dengan deret Fibonacci yang ada.

Begitu juga dengan instrument lainnya. Saya tinggal memilih aja angka2 yang ada di dalam deret Fibonacci. Misal di -2dB, -3dB dst. Hehehehehe...

Dan apa yg terjadi dengan percobaan itu???

Waw... Ternyata selain mixing jadi lebih efisien, hasilnya pun ternyata akan lebih natural.

Tidak kaku, namun tetap musikal.

Fibonacci juga bisa diterapkan di beberapa proses mixing selain "balance".

Misalnya didalam EQ, maupun Compressor juga sama.



Pembagian frekwensi dalam EQ juga bisa mengikuti deret Fibonacci :

20,30,50,80,130,210,340,550,890,1440,2330,3770,6100,9870,15970 Hz.

Nah, menariknya adalah ternyata semua frekwensi di atas adalah yg paling sering di akses saat kita melakukan proses EQ. Dan uniknya, dari tabel frekwensi di atas, frekwensi terakhir berada di 15970 Hz - ini adalah jangkauan frekwensi teratas yang direproduksi oleh ANALOG system hehehehehe. Jadi ternyata dgn Fibonacci kita lebih Nganalog saat melakukan Mixing.

Untuk ratio compression pun, bisa kita pilih dalam bentuk 2:1, 3:1, 5:1 atau 8:1 dst. Jadi tinggal atur2 aja semuanya sesuai dgn Fibonacci.

Untuk Panning, juga begitu. Kita bisa pake pendekatan yg macem2. Misalnya nih, dari 100% posisi panning, bisa saja kita bagi dgn sistem Fibonacci. Anggep saja kelipatan 10, berarti nilai panning nya berada di 10,20,30,50,80 untuk posisi di Left maupun Right.

Setting Reverb, Automation Volume, Delay, semua pengaturannya bisa kita pakai dengan menggunakan Fibonacci.

Karena Mixing dgn sistem Fibonacci ini begitu mudahnya, maka tinggal Cita rasa kita yang diuji sebagai seorang engineer, apakah lagunya jadi semakin enak...atau semakin gak karuan hehehehe.

 

So, SELAMAT BER FIBONACCI RIA !!!!